Perbedaan Perhitungan Biaya Persediaan dengan Metode FIFO (First In First Out) dan Average (Rata-Rata)
- Metode Persediaan FIFO yaitu arus biaya yang keluar (Beban Pokok Penjualan/Harga Pokok Penjualan) merupakan arus biaya yang masuk terlebih dahulu, sehingga biaya yang tercatat pada akun persediaan adalah biaya yang belakangan masuk.
- Metode Persediaan Average yaitu arus biaya keluar (Beban Pokok Penjualan/Harga Pokok Penjualan) yang merupakan rata-rata biaya yang terjadi.
Metode Perhitungan biaya Persediaan Accurate, disetting saat melakukan setup awal database
Atau bisa di lihat dari menu (Pengaturan | Preferensi | Fitur | Metode Biaya Persediaan dan Metode Biaya hanya bisa diganti jika belum ada data barang, transaksi, dan lainnya di database tsb.
Contoh Transaksi Saldo Awal, Pembelian dan Penjualan Barang A:
Tabel Saldo Awal, Pembelian, & Penjualan
- Metode FIFO (First In First Out), laporannya bisa di akses dari menu Laporan | Daftar Laporan | Persediaan | Rincian Nilai Persediaan | Pilih Barang & Jasa
Metode FIFO (First In First Out)
Keterangan:
1. 10 Jan (Faktur Penjualan)
= Kuantitas 7 dengan HPP/BPP Rp 7.000,-. Nilai tsb, berasal dari saldo awal 31 Des 2016, yaitu kuantitas sebanyak 10 dengan nilai Rp 10.000,-. Sehingga harga per unit barang adalah Rp.1000,- (Rp 10.000.-/10) dikalikan dengan kuantitas terjual yaitu sebanyak 7.
Sehingga sisa saldo tersedia setelah penjualan = 1) saldo awal kuantitas 3 dan total nilai Rp 3.000,-, dan 2) faktur pembelian (FP.0001) kuantitas 8 dan total nilai adalah Rp 17.000,-
2. 22 Jan (Faktur Penjualan)
= Kuantitas 4 dengan HPP/BPP Rp. 5.125,-. Nilai tsb berasal dari saldo awal 31 Des 2016 yaitu kuantitas 3 dengan total nilai Rp. 3000,- (harga perunit adalah Rp. 3000,-/3= Rp. 1000,-). Dan dikarenakan hanya ada 3 saldo sebelumnya, maka menggunakan saldo tersedia selanjutnya yaitu dari faktur pembelian (FP.0001) dan nilai per unit adalah Rp. 2.125,- (Rp. 17.000,-/8). Total HPP/BPP yaitu (3*Rp. 1000,-) + (1* Rp. 2.125,-) = Rp. 5.125,-.
Sehingga sisa saldo tersedia setelah penjualan = 1) faktur pembelian (FP.0001) kuantitas 7 dengan total nilai adalah Rp. 14.875,-.
3. 25 Jan (Faktur Pembelian)
= kuantitas 10 dengan total nilai pembelian Rp. 19.250,- (Nilai per unit adalah Rp. 1.925,- (Rp. 19.250,-/10))
Sehingga sisa saldo tersedia setelah pembelian = 1) faktur pembelian (FP.0001) dengan kuantitas 7 dan total nilai adalah Rp. 14.875,- dan 2) faktur pembelian (FP.0002) kuantitas 10 dengan total nilai adalah Rp. 19.250,-.
4. 28 Jan (Faktur Penjualan)
= Kuantitas 4 dengan HPP/BPP Rp. 8.500,-. Nilai tsb berasal yang masih tersedia dan sesuai dengan urutan masuknya yaitu faktur pembelian FP.0001 yaitu nilai per unit adalah Rp. 2.125,- (Rp. 14.875,-/7), sehingga 4* Rp. 2.125,- = Rp. 8.500,-.
Sehingga sisa saldo tersedia setelah penjualan = 1) faktur pembelian (FP.0001) denga kuantitas 3 dan total nilai adalah Rp. 6.375,- dan 2) faktur pembelian (FP.0002) kuantitas 10 dan total nilai adalah Rp. 19.250,-
5. 28 Jan (Faktur Penjualan)
= kuantitas 2 dengan HPP/BPP Rp. 4.250,-. yang masih tersedia dan sesuai dengan urutan masuknya yaitu faktur pembelian FP.0001 yaitu nilai per unit adalah Rp. 2.125,- (Rp. 6.375,-/3), sehingga 2* Rp. 2.125,- = Rp. 4.250,-.
Sehingga sisa saldo tersedia setelah penjualan = 1) faktur pembelian (FP.0001) kuantitas 1 dan total nilai Rp. 2.125,- dan 2) faktur pembelian (FP.0002) kuantitas 10 dan total nilai Rp. 19.250,-
- Metode Perhitungan Biaya (Harga Pokok Penjualan/Beban Pokok Penjualan) Rata-Rata:
Metode Rata-Rata
Keterangan :
1. 10 Jan (Faktur Penjualan)
= kuantitas 7 dengan HPP/BPP Rp. 10.500,-. Nilai tsb berasal dari saldo awal 31 Des 2016 dan faktur pembelian (FP.0001) yaitu rata-rata Rp. 1.500,- ((Rp. 10.000,- + Rp. 17.000,-) / (10+8)). 7 * Rp. 1.500,- = Rp. 10.500,-
Sehingga sisa saldo tersedia setelah penjualan = kuantitas 11 dengan total Rp. 16.500,- (rata-rata per unit adalah Rp. 1.500,-)
2. 22 Jan (Faktur Penjualan)
= Kuantitas 4 dengan HPP/BPP Rp. 6000,-. Nilai tsb berasal dari saldo tersedia yaitu Rp. 16.500,- dengan kuantitas sebanyak 11 (rata-rata per unit adalah Rp. 1500,-) dan 4 * Rp. 1500,- = Rp. 6000,-
Sehingga sisa saldo tersedia setelah penjualan = kuantitas 7 dengan total nilai Rp. 10.500,- dan rata-rata per unit adalah Rp. 1.500,- (Rp. 10.500,-/7).
3. 25 Jan (Faktur Pembelian)
= kuantitas 10 dengan total Rp. 19.250,-
Sehingga saldo tersedia setelah pembelian = kuantitas 17 denga total nilai Rp. 29.750,- dan rata-rata per unit adalah Rp. 1.750,- (Rp. 29.750,-/17).
4. 28 Jan (Faktur Penjualan)
= kuantitas 4 dengan HPP/BPP Rp. 7000,-. Nilai tsb berasal dari saldo rata-rata per unit yaitu Rp. 29.750,- dengan kuantitas sebanyak 17 (rata-rata per unit adalah Rp. 1.750,-) dan 4 * Rp. 1750,- = Rp. 7.000,-
Sehingga saldo tersedia setelah penjualan = kuantitas 13 dengan total nilai Rp. 22.750,- dan rata-rata per unit adalah Rp. 1.750,- (Rp. 22.750,-/13)
5. 28 Jan (Faktur Penjualan)
= kuantitas 2 dengan HPP/BPP Rp. 3500,-. Nilai tsb berasal dari saldo rata-rata yaitu Rp. 22.750,- dengan kuantitas sebanyak 13 (rata-rata per unit adalah Rp. 1.750,-) dan 4 * Rp. 1.750,- = Rp. 7.000,-
Sehingga saldo tersedia setelah penjualan = kuantitas 11 dengan total nilai Rp. 19.250,- dan rata-rata per unit adalah Rp. 1.750,- (Rp. 19.250,-/11)